Search
Testimonial
Visitor Maps
Site Statistic
Content View Hits : 3834892Who,s Online
We have 64 guests onlineMasih Bisa Bantah? Adakah Gubernur Yang Lebih Islami Dibanding Ahok ? |
Tuesday, 22 November 2016 10:34 |
Selama ini banyak yang menolak Ahok. Sejak 2012 lalu, sudah banyak penolakan, hanya saja Jokowi mampu meredamnya. Namun 2014, Jokowi jadi Presiden, Ahok menjadi sasaran tembak. Sampai-sampai FPI membuat Gubernir tandingan, saking sistematis terstruktur dan massifnya pergerakan oposisi mengatasnamakan agama. Sudah banyak kasus yang seolah-olah menyudutkan Ahok. Larangan takbir keliling misalnya, itu sudah sejak jaman firaun, eh maksudnya jaman Foke, juga dilarang. Tapi karena Ahok yang memimpin, jadi seolah-olah orang kafir melarang ummat muslim bertabkir. Padahal ya itu jalan pikiran sapi-sapian dengan segala provokasinya. Kemudian ada juga isu Ahok melarang rakyat Jakarta memotong hewan qurban. Padahal maksudnya adalah tidak boleh memotong sembarangan atau di tempat umum. Harus steril, bersih dan tidak mengganggu. Dalam Islam, kebersihan merupakan sesuatu yang dibahas sangat serius dalam buku fiqh. Terakhir yang saya ingat, ada juga isu menggusur masjid-masjid. Seolah-olah orang kafir sedang memerangi ummat Islam. Padahal Ahok merenovasinya, karena bangunannya sudah lama dan tinggal menunggu waktu untuk roboh. Itulah sekilas tentang sapi-sapian dengan segala provokasi fitnahnya. Ahok yang bekerja begitu peduli terhadap rakyat Jakarta, selalu difitnah dan disalah-salahkan oleh mereka yang haus kekuasaan. Siapa yang saya sebut mereka? Orang-orang yang memfitnah Jokowi keturunan China dan kafir tidak bisa shalat atau baca Quran. Mereka yang mengharamkan rakyat Indonesia memilih Jokowi pada 2014 lalu. Mereka adalah setan-setan berdaster putih yang di kepalanya hanya terpikir soal uang dan selangkangan. Mereka adalah orang-orang yang sama, coba diperhatikan. Tapi ada untungnya juga yang mereka lawan sekarang adalah Ahok. Sebab kalau mereka sebut Ahok China dan nonmuslim, itu semua bukan fitnah, memang kenyataannya begitu. Jadi berkuranglah dosa-dosa mereka karena tak perlu memfitnah lagi seperti yang mereka lakukan pada Jokowi. Hehe Mereka boleh mengatakan macam-macam, silahkan guling-guling atau nangis-nangis di sosmed, boleh demo mengancam dan menyewa orang luar Jakarta, bebas. Tapi satu hal yang saya pastikan tidak akan bisa mereka bantah adalah, tidak ada Gubernur yang sepeduli Ahok terhadap ummat Islam. Kalian mau protes? Silahkan baca sampai parafgraf akhir.
1. Ahok membangun masjid di Balai Kota, diberi nama Masjid Fatahillah, masjid ini digagas oleh Jokowi, dilaksanakan dan selesai di era Ahok. Total dana yang dikeluarkan 18.8 milyar. Mengapa ini penting? Terlihat biasa saja? Diakui atau tidak, faktanya selama puluhan tahun dan belasan Gubernur Jakarta yang muslim, Balai Kota tidak memiliki masjid. Tapi setelah Gubernurnya nonmuslim, malah punya masjid.
2. Ahok membangun Masjid Agung Jakarta di Daan Mogot Jakarta Barat. Menghabiskan 170 Milyar dan akan selesai pada akhir 2016. Luas tanah 17,8 hektare dan luas bangunan 2 hektare. Buat apa Ahok bangun masjid agung? Bukannya sudah ada istiqlal? Pencitraan! Hehe pencitraan mbahmu firaun. Selama ini Jakarta tidak memiliki masjid Agung, padahal kota kelahiran saya (Sumenep) saja punya. Sementara Istiqlal adalah masjid negara. Tapi saya sadar, bupati di kota saya lebih muslim dibanding Gubernur Jakarta yang dulu-dulu. Meski titik-titiknya juga sama banyaknya sih…hehe
3. Ahok membangun masjid di rusun-rusun, Masjid Alhijrah di Rusun Marunda Jakarta Utara dan Almuhajirin di rusun Pesakih Jakarta Barat.
4. Ahok terbitkan SK Gubernur yang menandakan kepeduliannya terhadap ummat Islam. SK GUB No 2589 / 2015, bantuan terhadap 118 mushola, masjid dan majelis taklim dengan kisaran 15 s/d 75 juta rupiah.
SK GUB No 308 / 2016, bantuan terhadap 125 mushola, masjid dan majelis taklim dengan kisaran 15 s/d 100 juta rupiah.
5. Mulai tahun 2016, Kartu Jakarta Pintar diberikan kepada madrasah dan sekolah Islam, dari ibtidaiyah atau setingkat SD sampai Aliyah atau setingkat SMA. Point ini paling emosional bagi saya, sebab saya 6 tahun di pesantren (Tsanawiyah dan Aliyah). Tau betul bahwa banyak pesantren tak mendapat bantuan apapun dari pemerintah, salah satunya pesantren saya. Dana BOS dll itu hanya untuk sekolah umum. Puluhan tahun negeri ini berdiri, baru Ahok yang memperhatikan sekolah Islam, meskipun lingkupnya hanya Jakarta.
6. Ahok umrohkan penjaga masjid atau musholla. 2014: 30 orang 2015: 40 orang 2016: 50 orang 2017? Recananya 100 orang. Coba tanya, Gubernur lain yang muslim-muslim itu apa juga melakukan hal yang sama? Orang yang jaga masjid dan mengabdikan dirinya, dihargai dengan ibadah umroh gratis. Kenapa harus orang nonmuslim yang peduli dan memikirkan para marbot?
7. Ahok berikan bonus pada peserta seleksi tilawatul quran (STQ) yang mewakili Jakarta. Juara 1: 40 juta rupiah, juara 2: 30 juta rupiah, juara harapan 1: 12.5 juta rupiah dan juara harapan 2: 10 juta rupiah.
8. Juara 2 MTQ di NTB diberi bonus gaji bulanan selama 2 tahun untuk mengajari ngaji. Coba tanya nasib mereka jawara MTQ lainnya, diberi penghargaan apa oleh Gubernur atau Bupatinya?
9. Setiap lebaran harga sembako naik. Tapi pemegang KJP bisa tenang-tenang saja, sebab mereka dipastikan bisa belanja dengan harga terjangkau karena disubsidi pemerintah. Daging yang kisaran harga 120 ribu, pemegang KJP cukup bayar 38 ribu.
10. Sebagai pribadi, meskipun nonmuslim, Ahok ikut berpartisipasi zakat setiap tahunnya. Ssbagai pribadi, Ahok juga ikut menyumbang sapi saat hari raya kurban. Sebagai Gubernur, Ahok juga menyalurkan 6 milyar ke mustahiq. Nah, sampai di sini ada yang mau bantah dan bilang ada Gubernur, Bupati atau Walikota yang lebih islami dari Ahok? Siapa? Si Gubernur Jabar yang katanya hafal Quran itu? Wong banjir saja yang jelas mengganggu dan urgent saja hanya disuruh berdoa. Andai bisa berharap, saya ingin Ahok jadi Gubernur di madura. Supaya marbot diberangkatkan umroh, sekolah Islam yang selama ini dilupakan dan berjuang sendiri bisa diberikan bantuan, dan yang paling penting bagi keadilan perut-perut rakyat miskin adalah jaminan harga murah saat hari raya idul fitri atau idul adha. Tapi itu hanya harapan kosong. Ruas jalan di Madura hanya seperempat dari rata-rata ruas jalan di Jakarta. Jika di Jakarta masih banyak orang menolak Ahok karena nonmuslim, mungkin di Madura hanya saya dan segelintir orang saja yang mengharap Ahok jadi Gubernur Madura. Namun saya di sini ingin menyadarkan bahwa agama itu status. Sementara sikap dan pola pikir tergantung pada bagaimana seseorang mempercayai Tuhannya. Jadi kalau Ahok terlihat begitu peduli terhadap rakyatnya yang mayoritas Islam, itu biasa saja, karena dia tau ada Tuhan yang menilai dan melihat. Yang tidak biasa itu melempar kotoran kuda ke balaikota, padahal mengaku orang paling islam. (terlepas dari sikap dan mulut ahok yg kadang keluar berbau2 kotoran kuda dan comberan) :D
salam damai indonesiaku |