You are here:

Search

Customer Suport [24 jam ]

Testimonial

In order to view this object you need Flash Player 9+ support!

Get Adobe Flash player

Powered by RS Web Solutions

Banner

Visitor Maps

Site Statistic

Content View Hits : 3864903

Who,s Online

We have 95 guests online
Perang Konsultan Politik Di Pilpres 2014
Tuesday, 15 July 2014 10:08

 

Pertarungan Konsultan Politik Asing VS Dalam Negeri Rob Allyn (Prabowo) vs Denny JA (Jokowi)

Kamis, 10 Juli 2014 Penulis: TIF
 

PEMILU presiden tak hanya menjadi pertarungan dua calon presiden dan dua mesin politiknya. Namun juga menjadi pertarungan dua stategi yang biasanya disusun oleh konsultan politik dan ahli survei opini publik dan perilaku pemilih. Pertarungan Prabowo versus Jokowi menjadi semakin bewarna karena juga melibatkan pertarungan dua konsultan politik, yang satu asal Amerika (Rob Allyn di kubu Prabowo) dan konsultan domestik yang dikenal sebagai tokoh pertama yang membawa tradisi konsultan politik di Indonesia (Denny JA di kubu Jokowi).

Pertarungan menentukan kalah dan menang antara Prabowo dan Jokowi sebenarnya terjadi di 20 hari terakhir. Berdasarkan survei LSI di awal Juni 2014, selisih kemenangan Jokowi hanya 6.3%. Namun di akhir Juni 2014, merosot lagi kemenangan Jokowi hanya 0.5% saja, di bawah margin of error. Dalam kondisi seperti ini, kalah dan menang menjadi tergantung dari kecerdasan dan penetrasi kepada pemilih hingga hari-hari akhir menjelang pencoblosan 9
April 2014.

Salah satu penyebab merosotnya dukungan kepada Jokowi adalah kampanye hitam, penyebaran kebohongan soal identitas Jokowi. Ia digambarkan sebagai warga nonpribumi, dari agama minoritas, bahkan belakangan disebut punya latar belakang PKI. Info bohong soal Jokowi itu beredar hingga pelosok desa. Bahkan anak-anak kecil di gang-gang kumuh bermain, sambil berlari dan berteriak: ''Jokowi belum sunat, Jokowi belum sunat.'' Berita bohong ini cukup memengaruhi pemilih yang datang dari segmen muslim konservatif, pendidikan menengah ke bawah dan ekonomi menengah ke bawah.

Berdasarkan survei LSI sejak Januari 2014- Juni 2014, dukungan kepada Jokowi di segmen pemilih itu merosot dari di atas 50 persen menjadi di bawah 40%. Padahal jumlah wong cilik ini sekitar 60-70% populasi. Tak heran, terjadi pergeseran dukungan dari Jokowi ke Prabowo. Kampanye hitam terhadap Jokowi terkesan sistematik dan dikerjakan oleh tokoh yang mengerti prilaku pemilih. Luas beredar kabar, Prabowo mempekerjakan konsultan politik asal Amerika yang memang dikenal ahli dengan kampanye negatif dan kampanye hitam: Rob  Allyn. Di Tempo.com 5 Juli 2014, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi membenarkan Rob  Allyn sebagai salah satu konsultan politik Prabowo-Hatta.

Untuk menghadapi merosotnya dukungan atas Jokowi, dan semakin mengecilnya selisih kemenangan, Timses Jokowi pada tanggal 20 Juni 2014 secara resmi menggunakan jasa konsultan politik Denny JA. Timses Jokowi diwakili oleh Andi Widjojanto mengontak Denny JA untuk  memulai kerja sama. Dalam dua kali pemilu presiden, Denny JA memang dikenal kontroversial, tetapi berhasil ikut memenangkan SBY di tahun 2004 dan 2009.

Di tahun 2004, misalnya, 3 bulan sebelum pemilu presiden, ia selalu menampilkan survei yang menyatakan SBY akan menjadi presiden RI. Padahal, saat itu partai SBY, Demokrat, masih baru  dan kecil. Namun, akhirnya pemilu presiden membuktikan manuver Denny JA.Yang lebih kontroversial lagi dalam pemilu presiden 2009. Sebulan sebelum pemilu presiden, Denny JA bahkan ikut berkampanye membuat iklan bahwa SBY akan menang satu putaran saja. Isu satu putaran sempat menjadi isu paling hot di era itu. Isu menang satu putaran itu bahkan mewarnai debat calon presiden resmi di Pemiu Presiden 2009.  Sekali lagi, Pemilu 2009 membuktikan kebenaran prediksi Denny JA. Ia pun dianugerahi oleh PWI sebagai The Newsmaker
of Election 2009.

Diminta Jokowi

Denny JA mengaku sudah membantu Jokowi lebih awal. Namun bantuannya sebelum dikontak Andi Widjajanto lebih sebagai bantuan pribadi kepada Jokowi. Dalam catatan hariannya, ia berbicara melalui telepon dengan Jokowi di rumah Luhut Pandjaitan, Sabtu 26 April sekitar jam 20.30. Jokowi sudah memintanya secara pribadi untuk ikut menyiapkan strategi dan tim di luar tim kampanye resmi. Besoknya, Minggu, 27 April 2014, Denny JA berjumpa muka langsung dengan Jokowi di rumah Luhut Pandjaitan. Saat itu Denny sudah memberikan gambaran bahwa kekuatan Jokowi ada pada civil society dan relawan, bukan pada partai politik dan media. Ia akan menggerakkan kekuatan itu, di luar tim nasional resmi nantinya.

Namun Denny JA mengakui, ia baru bekerja secara resmi dengan tim konsultan LSI setelah dikontak resmi oleh tim nasional melalui Andi Widjajanto. Saat itu dukungan pada Jokowi sudah terus merosot. Kekhawatiran bahwa Jokowi bisa kalah, sudah mulai meluas di kalangan elite. Denny JA pun segera menyusun strategi melawan kampanye hitam. Ia membuat program untuk pemilih wong cilik dan pemilih menengah ke atas.

Di balik pertarungan Jokowi versus Prabowo, terjadi juga pertarungan strategi dua konsultan politik: Rob Allyn vs Denny JA. Dengan pengalamannya memenangkan dua kali pemilu presiden, 28 gubernur dan 70 wali kota/bupati seluruh Indonesia,  Denny JA merasa mampu menundukkan konsultan politik luar negeri yang disewa Prabowo. Denny JA mempekerjakan jaringannya di 11 provinsi yang menjadi target. Total populasi dari 11 provinsi itu sudah di atas 70% dari seluruh populasi Indonesia. Jaringan itu sudah ia kelola sejak memenangkan pilkada di daerah itu. Ribuan relawan dilatih untuk door to door ke rumah wong cilik. Total rumah tangga wong cilik yang didatangi pasukan relawannya berbilang jutaan. Denny JA menargetkan mengambil kembali hati wong cilik yang pergi dari Prabowo setidak 5% dari total populasi  pemilih. ''Tanpa diminta resmi pun, ia punya passion membantu Jokowi. Bahkan jika perlu,  ia rela mengeluarkan dana dari koceknya pribadi. Ini masalah ideologi'', ujarnya.

Denny sendiri terjun langsung memberikan pidato pengarahan di 3 provinsi terbesar: Jabar, Jateng dan Jatim. Untuk program pengarahan ini, Denny JA bekerja sama dengan Timses Relawan di bawah Eriko. Denny meminta Eriko menyiapkan 30 kelompok relawan terkuat di setiap provinsi itu. Kepanitian di dearah disiapkan PDIP cabang provinsi. Pidato Denny  JA di 3 provinsi itu sengaja di-upload di youtube untuk juga bisa didengar oleh tim relawan di wilayah lain.

Denny JA juga meyakinkan Jokowi, dengan bantuan Luhut Pandjaitan, untuk mengadopsi program
yang sangat penting bagi civil society  dan bagi wong cilik. Pertama adalah janji program 100 hari jika terpilih. Dalam era 100 hari itu, Jokowi akan menandatangani 3 perpres mengenai ekonomi, politik/hukum dan budaya, itu 3 isu yang paling popular. Janji itu segera  diiklankan. Denny JA sendiri yang membawa konsep iklan itu ke kompas, koran pertama yang menyiarkan janji itu. Program itu kemudian diiklankan meluas ke media lain, bahkan dibuatkan juga baliho, spanduk dan selebaran, juga gerakan media sosialnya yang disebarkan ke seluruh Indonesia.

Kedua, program 5 kontrak politik dengan rakyat kecil yang konkret: mulai dari janji bantuan satu juta per bulan kepada keluarga miskin, gaji PNS, guru, polisi dan TNI yang dinaikkan, janji menciptakan 10 juta lapangan kerja baru, sampai bantuan desa Rp1.2-Rp1,4 miliar per tahun yang lebih tinggi angkanya dengan angka yang dikeluarkan Prabowo. Kontrak itu juga diiklankan segera oleh Denny JA. Lima kontrak politik itu belakangan disempurnakan Jokowi-JK dalam konferensi pers menjadi Sembilan Program Nyata. Namun, lima program kontrak politik yang disusun Denny JA itu tetap ada dalam Sembilan program itu. Kampanye hitam gaya
konsultan politik Rob Allyn dilawan Denny JA dengan kampanye putih untuk menarik minat wong cilik dan kalangan menengah atas. ''Saya bisa juga menggunakan kampanye hitam untuk mela-
wan Prabowo. Namun, saya tak bersedia melakukannya. Saya sejak lama memperjuangkan Indonesia Tanpa Diskriminasi,'' ungkapnya.

Denny bersumpah, dirinya tak pernah mau menggunakan isu agama, etnik atau ras untuk memenangkan calon pemimpin. ''Saya tak bersedia menang dengan menumbuhkan kultur diskriminasi yang lebih buruk. Itu akan menjadi racun yang terus merusak masyarakat walau  pemilu sudah berakhir. Konsultan politik yang matang harus juga peduli dengan pertumbuhan demokrasi dan hak asasi bangsanya,'' tegasnya. Hasil Exit Poll dan quick count membuktikan, di minggu terakhir dukungan Jokowi bangkit kembali. Konsultan politik asing yang kondang  di negaranya sudah dikalahkan oleh konsultan domestik Denny JA. Yang lebih penting lagi, kampanye hitam dikalahkan oleh kampanye putih.


sumber : media indonesia.com

Share