Search
Testimonial
Visitor Maps
Site Statistic
Content View Hits : 3864854Who,s Online
We have 46 guests onlineHASIL SURVEY PILPRES 2014 |
Friday, 11 July 2014 15:13 |
sementara kita menunggu hasil resmi KPU. kita bisa melihat hasil quick count 11 lembaga risetnya. Berikut hasil lengkap kesebelas lembaga survei tersebut: Puskaptis dan indonesia Research tidak terdaftar dalam daftar resmi di KPU. Spoiler for bongkar:
Untuk diketahui lembaga survey yang digunakan oleh TVOne ternyata adalah : PUSKAPIS, LSN dan JSI yang masing-masing memberikan hasil sbb “ Prabowo-Hatta: 50.19%, Jokowi-JK: 49.81% (JSI) – Jaringan Suara Indonesia Prabowo-Hatta: 50.16%, Jokowi-JK: 49.84% (LSN)- Lembaga Survey Nusantara Prabowo-Hatta: 52.05%, Jokowi-JK: 47.95% (Puskaptis) Ketiga lembaga survey diatas dinilai oleh banyak pihak, bersifat tidak akurat yang cenderung mungkin dikatakan abal-abal. Pakar psikologi politik UI Hamdi Muluk pernah juga mengingatkan beberapa hari yang lalu , untuk menghindari berkembangnya hasil survei pesanan atau hasil survei abal-abal, maka perlu adanya standardisasi bagi lembaga survei.Baik Standardisasi metodologi survei, standardisasi sampling, dan lainnya. Siapa sebenarnya ketiga lembaga survey diatas, berikut kami mencoba mengkutip tulisan yang pernah dimuat di Viva.News,com (Media online yang menaungi TVOne) pada tanggal 23 Juni 2009 yaitu pernyataan dari Sdr. Bima Arya yang pada waktu itu merupakan Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye SBJ-Budiono dan juga merupakan Direktur Eksekutif Charta Politika Menurutnya untuk menilai survei Puskaptis ini, Dewan Pakar SBY-Boediono memiliki dua indikator. Pertama rekam jejak dan kedua metodologi penelitian. Bima Arya Sugiarto juga menyatakan, rekam jejak membuktikan lembaga yang dipimpin Husin Yazid ini sering meleset. “Selain itu perlu dikritisi metodologi Puskaptis meliputi validitas sampel, sebaran demografis responden, profil responden yang tak pernah dijelaskan secara gamblang ke publik Berikut beberapa rekam jejak kesalahan prediksi Puskaptis menurut Bima Arya : 1. Hasil Pilkada Sumatera Selatan Puskaptis memprediksi Alex Noerdin-Eddy Yusuf akan memperoleh suara sebesar 48,89 persen dan Syahrial Oesman-Helmi Yahya memperoleh 51,11 persen. Survei itu dilaksanakan pada 28 Juni hingga 10 Juli 2008 lalu dengan 6.455 responden di 15 kabupaten dan kota di Sumsel. Sementara, hasil perhitungan akhir KPU menunjukkan Alex Noerdin sebagai pemenang dengan perolehan 51,4 persen dan Syarial Oesman sebesar 48, 6 persen. 2. Hasil Pilkada Jawa Barat Puskaptis memperkirakan Danny Setiawan akan memenangi Pilkada dengan perolehan suara 42, 89 %, Agum Gumelar 34,65 %, dan Ahmad Heryawan 22,46. Survei tersebut dilakukan pada 28 Maret-6 April 2008 pada 603 kecamatan di 26 kabupaten/kota di Jabar dengan responden sebanyak 15.102 orang. Metode yang digunakan secara random sampling dengan margin of error 3-5 persen dan tingkat kebenarannya 95 persen. Sementara, hasil perhitungan akhir KPU menunjukkan Ahmad Heryawan - Dede Yusuf berhasil memenangi Pilkada. H. Ahmad Heryawan-H. Dede Yusuf (Hade) dengan perolehan suara 7.287.647 suara; H. Agum Gumelar-H. Nu’man Abdul Hakim (Aman) 6.217.557 suara dan H. Danny Setiawan-H. Iwan Sulanjana (Da’i) memperoleh 4.490.901 suara. 3. Hasil Pemilu Legislatif 2009 Puskaptis juga salah dalam memprediksi hasil pemilu legislatif. PDIP mendapatkan dukungan 19,60 persen, PD (19,18), Golkar (18,26), PKS (8,78), PPP (3,50), Gerindra (2,46), PAN (2,16), PKB (1,67), Hanura (1,35), PBB (0,35), dan PDS (0,19 persen). Survei tersebut dilakukan pada 16 - 24 Maret 2009. Survei itu melibatkan 1.250 responden yang tersebar di 33 provinsi, 75 kabupaten, 300 kecamatan, 600 desa / kelurahan dengan margin error 3 persen dan tingkat keyakinan 95 persen. Sementara, hasil real count KPU menunjukkan, PD memperoleh suara 20,85%, Partai Golkar 14,45%, PDI P 14,03%, PKS 7,88%, dan PAN 6,01%. Jadi, kata Bima Arya Track record Puskaptis sebagai lembaga survei politik sangat meragukan.” Tentunya masyarakat sudah cukup padai menilai bagaimana keadaan sebenarnya, 8 (delapan) lembaga survey yang nota bena sudah mempunyai tingkat kredibilitas yang tidak diragukan lagi yang semuanya mempunyai hasil yang kurang lebih sama yaitu perbandingan selisih kemenangan bagi Jokowi-JK antara 4- 6 % dibandingkan dengan 3 (tiga) lembaga survey yang tingkat kredibilitasnya diragukan. Cobalah sesama anak bangsa bisa saling menghargai adanya suatu kemenangan dan kekalahan. Foke ex Gubernur DKI pada Pilgub 2012 telah menunjukan sifat kenegarawanan, kenapa tidak dicontoh ] Spoiler for lembaga survey:
Jakarta, - Seluruh rakyat Indonesia yang telah memiliki hak pilih akan menggunakan suaranya dalam pemilihan presiden (pilpres) yang digelar pada hari ini, Rabu (9/7/2014) di seluruh wilayah Indonesia. Seperti sebelum-sebelumnya, pemungutan suara selalu dihiasi dengan kehadiran data survey dan hasil quick count (hitung cepat) yang biasanya akan mempublikasikan hasil perhitungan cepat. Pun demikian dengan pilpres tahun ini, maka akan ada hasil quick count pilpres 2014 dari berbagai lembaga survey. Untuk penayangan hasil quick count pilpres 2014 akan mulai terlihat setelah pukul 13.00 WIB sehingga tidak mengganggu jalannya pencoblosan atau pemungutan suara yang sedang berlangsung. Tidak sembarang lembaga survey dapat menayangkan hasil hitung cepat pilpres 2014 ini, dan hanya yang terdaftar secara resmi di KPU lah yang bisa dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Adapun 56 lembaga survei dan lembaga quick count pilpres 2014 berdasarkan data dari KPU adalah: 1. PT Lingkaran Survei Kebijakan Publik 2. PT Citra Komunikasi LSI 3. PT Konsultan Citra Indonesia 4. Media Survei Nasional 5. PT Citra Publik Indonesia 6. PT Indikator Politik Indonesia 7. PT Data Lembaga Survei Indonesia (LSI) 8. PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI) 9. PT Roy Morgan Research 10. Lembaga Jaringan Isu Publik 11. PT Cyrus Nusantara 12. PT Citra Publik 13. PT Media Survei Indonesia 14. Saiful Mujani Research and Consulting 15. CIRUS Surveyors Group 16. Lembaga Survei Nasional 17. Pusat Data Bersatu 18. Lembaga Survei Jakarta 19. Pol-Tracking Indonesia 20. Indopoling Network Research, Strategy and Consulting 21. Political Communication Institute 22. Markplus Insight 23. Indonesia Research Centre (PT Pusat Riset Indonesia) 24. Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) 25. PT Indo Barometer 26. Charta Politika Indonesia 27. Polmark Indonesia 28. Jaringan Suara Indonesia (JSI) 29. Studi Suara Rakyat (SSR) 30. Lentera Data Riset 31. Lembaga Polling Indonesia (LPI) 32. Political Weather Station 33. Lembaga Klimatologi Politik 34. New Indonesia (Yayasan Lembaga Survei Publik Bekasi) 35. Puslitbang Diklat LPP RRI 36. PT Kompas Media Nusantara 37. Institute for Strategic and Development Studies 38. PT Alvara Strategi Indonesia 39. Politicawev.com (PT Tridaya Nusantara Internasional) 40. Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) 41. PT Premiere Epsilon Indonesia 42. Soegeng Sarjadi School of Government (Yayasan Indonesia Cerdas Soegeng Sarjadi) 43. Indonesia Research and Survey (IRES) 44. Citra Survei Indonesia (CSI) 45. PT Indo Survey dan Data Strategy (ISS) 46. PT Tylor Nelson Sofres Indonesia 47. Populi Center 48. Lembaga Real Count Nusantara 49. Nurjaman Center For Indonesian Democrazy (NCID) 50. Lembaga Pemilih Indonesia 51. Survei dan Polling Indonesia (SPIN) 52. Indonesia Survey Center (JSC) 53. Founding Father House (Graha Bapak Pendiri Bangsa) 54. Litbang Koran SINDO (PT. Media Nusantara Indonesia) 55. Riset Kebijakan dan Otonomi Daerah (Rekode) 56. Losta Institute Untuk mengetahui nama penanggung jawab dan alamat lembaga survei dan hitung cepat di atas bisa diakses melalui www.kpu.go.id. Selain itu, guna mempertahankan independensinya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melarang stasiun-stasiun TV menayangkan hasil hitung cepat pilpres 2014 sebelum pukul 13.00 WIB. Hal ini disebabkan karena hasil perhitungan cepat dikhawatirkan akan memberi pengaruh kepada para pendukung capres cawapres sehingga dengan demikian penayangan hasil quick count pilpres hendaknya tidak mengganggu penyelenggaraan pemilu yang sedang berlangsung. [gendis] - See more at: http://pemilu.seruu.com/read/2014/07....kuj9MPQE.dpuf Kupas Tuntas Lembaga Survey TV ONE Mau tahu lembaga survei yang bohong? Begini cara mengeceknyaPemilihan Presiden 2014 menyisakan saling klaim kemenangan di dua kubu. Pasangan nomor urut 2, Joko Widodo - Jusuf Kalla menyatakan menang berdasarkan quick count yang mereka sebut kredibel. Pidato kemenangan pun sudah disampaikan Jokowi di Tugu Proklamasi, Jakarta Rabu (9/7) kemarin. Sementara kubu Prabowo Subianto - Hatta Rajasa tak mau kalah mengklaim kemenangan. Mereka mengutip hasil hitung cepat empat lembaga survei yang lebih mereka percayai. Pidato kemenangan yang diakhiri sujud syukur bersama pimpinan parpol koalisi dilakukan Prabowo di rumah orang tuanya di Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta, di hari yang sama usai pemilihan. Selain pendukung kedua capres yang yakin jagoannya menang, publik dibuat bingung dengan beda hasil quick count ini, terutama masyarakat awam. Akhirnya banyak yang menyerukan agar semua pihak menahan diri menunggu hasil penghitungan resmi pada 22 Juli mendatang. Sebelum mengecek bagaimana cara mengetahui lembaga survei yang memanipulasi datanya, kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan quick count itu. Quick count atau hitung cepat belakangan familiar di telinga masyarakat ketika pemilihan langsung kepala daerah mulai dilakukan. Dengan metode ini, partai dan pasangan capres-cawapres terpilih sudah bisa diprediksi hanya beberapa jam setelah tempat pemungutan suara (TPS) ditutup. Hasilnya pun tidak pernah meleset jauh. Hasil quick count memang nyaris presisi karena sampelnya merupakan jumlah suara faktual di TPS. Hal ini berbeda dengan survei sebelum pemungutan suara, yang sampelnya adalah pemilih yang sangat mungkin mengubah pilihan pada saat pencoblosan. Meski lebih presisi ketimbang survei pra-pemungutan suara, hasil quick count setiap lembaga juga berbeda-beda. Namun, biasanya, paling besar selisihnya 1 persen. Hal ini wajar mengingat quick count hanya mengambil sampel suara di TPS untuk memproyeksi hasil perolehan suara sebenarnya. Di sinilah timbul kesalahan (error). Namun, batas kesalahan (margin of error) bisa ditetapkan oleh masing-masing peneliti/lembaga, tergantung dari seberapa banyak sampel TPS yang akan diambil. Semakin banyak sampel TPS yang diambil, semakin kecil margin of error sebuah hasil quick count. Biasanya peneliti/lembaga mengambil margin of error +/- 1 persen dalam quick count, sehingga selisih dengan suara riil berkisar di rentang itu. Misalnya, pasangan calon tertentu dalam quick count mendapat suara 45,1 persen, berarti suara riilnya ada dalam rentang 44,1 46,1 persen. Semakin banyak sampel TPS tentu baik untuk meminimalisir error. Namun semakin banyak sampel juga akan memakan banyak biaya. Bayangkan, untuk Pilpres 2014 ini saja terdapat 479.183 TPS. Sampel 5 persen saja sudah 23.959 TPS. Soal metode penarikan sampel, lembaga biasa menggunakan stratified random sampling atau multistage random sampling. Dengan metodologi yang relatif sama, seharusnya semua hasil quick count pilpres kemarin tidak akan saling bertentangan. Adanya perbedaan ini, bisa diduga, salah satu hasil hitung cepat itu tidak akurat atau bahkan hasilnya dimanipulasi demi kepentingan klien. Wakil Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Muhammad Qodari menilai perbedaan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei atas Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 perlu diinvestigasi secara metodologis. "Perlu ada investigasi pada momen ini untuk dilihat secara metodologis dan secara data di setiap lembaga yang menyelenggarakan quick count kenapa data itu bisa muncul seperti itu (berbeda)," kata Qodari. Nah, bagaimana cara mengaudit lembaga survei yang diduga 'bohong'? Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group Andrinof A Chaniago mengatakan, proses audit dapat dilakukan dengan empat tahapan. "Pertama, cek apakah lembaga survei itu terdaftar di salah satu perhimpunan lembaga survei. Kemudian, apakah mereka juga terdaftar di KPU ," tulis Andrinof dalam akun twitternya, Kamis (10/7). Tahap selanjutnya, lanjut Andrinof, lembaga survei yang dicurigai itu diminta menyerahkan data sampel terpilih. Dan yang keempat, lembaga survei itu diminta menyerahkan daftar enumerator (pengumpul data) berikut nomor HP yang digunakan untuk mengirim data dalam proses quick count. "Kalau ada pihak yang keberatan dengan proses audit lembaga survei, makin ajaib nih barang," seloroh dosen FISIP UI ini.
Real Count PKS Diduga Palsu
Jumat, 11 Juli 2014, 14:34 WIB
![]() Facebook/AS Laksana
Perbandingan survei real count PKS dengan prediksi sebelum Pilpres
|