You are here:

Search

Customer Suport [24 jam ]

Testimonial

In order to view this object you need Flash Player 9+ support!

Get Adobe Flash player

Powered by RS Web Solutions

Banner

Visitor Maps

Site Statistic

Content View Hits : 3864922

Who,s Online

We have 110 guests online
Stadion Piala Dunia di Qatar Mirip Vagina Raksasa
Tuesday, 19 November 2013 10:46

 

Bermaksud membuat desain bangunan yang cantik namun ternyata malah menuai reaksi sebaliknya. Hal itu terjadi pada desain stadion Piala Dunia di Qatar.

Qatar baru saja mengungkap desain stadion yang dinamai Al-Wakrah untuk menggelar Piala Dunia 2022. Namun publik malah menuding bahwa desain mirip cangkang kerang itu bentuknya menyerupai vagina. Alhasil para netizen kini heboh membicarakan sejauh apa kemiripan Al-Wakrah dengan alat kelamin wanita.

"Ironinya Qatar membangun sebuah stadion yang terlihat mirip vagina," sindir seorang pengguna Twitter dengan nama @MichaelTiyce.

"Stadion vagina raksasa yang bagus, Qatar," ucap pengguna Twitter lainnya, @packer_hawk.

Media Guardian sendiri merasa ketidaksengajaan kemiripan itu sebagai hal yang lucu. Pasalnya, Qatar sebagai negara konservatif dikenal tidak ramah dengan kesetaraan gender yang juga terjadi di dunia sepakbola. "Mungkin ini dapat untuk merangkul kebijakan Qatar yang semakin liberal terhadap perempuan dalam olahraga?" tulis editor Holly Baxter.

Desain Al-Wakrah sebenarnya diilhami bentuk perahu tradisional masyarakat Qatar untuk penyelam mutiara. Atapnya didesain yang mirip layar perahu itu dengan sistem pendinginan untuk mengatasi cuaca Qatar yang sangat panas. Dengan teknologi yang belum dijelaskan detil tersebut akan menjaga suhu udara tetap di kisaran 30-32 derajat celcius.

Stadion Al-Wakrah didesain bisa menampung 45 ribu penonton dan ditargetkan selesai 2018. Namun pihak konstruksi menolak mengungkap biaya pembangunannya. Al-Wakrah yang akan dibangun 12 mil utara ibu kota Doha itu merupakan salah satu dari 6 stadion yang sudah selesai dalam tahapan desain.

Pemilihan Qatar sebagai tuan rumah pada 2010 lalu memang sudah menuai kontroversi. FIFA dikritik menyelenggarakan turnamen bola di negara sangat konservatif dan tidak melegalkan homoseksualitas. Selain itu masalah udara panas hingga 40 derajat celcius saat musim panas juga menjadi pertimbangan penting.



Share